Beranda | Artikel
Beragamnya Bentuk Ibadah Wajib Disyukuri
Minggu, 14 Oktober 2018

Khutbah Pertama:

الحمدُ لله، الحمدُ لله الذي يسَّر الحجَّ وسائِر أنواع العِبادة، وأشهدُ أن لا إله إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له القائِل: ﴿لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ﴾ [يونس: 26]، وأشهدُ أن سيِّدَنا ونبيَّنا مُحمدًا عبدُه ورسولُه قادَ الأمةَ إلى ذُرَى المجد والسِّيادة، صلَّى الله عليه وعلى آله وصحبِه أُولِي الفضل والرِّيادة.

أما بعدُ:

Saya berwasiat kepada diri pribadi dan untuk Anda sekalian agar bertakwa kepada Allah. Karena takwa adalah sebaik-baik perbekalan. Dengan takwa, tercapailah kesuksesan di hari kembali. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [Quran Ali Imran: 102].

Nikmat Allah untuk hamba-hamba-Nya sangatlah banyak. Jika seorang hamba mencoba untuk menghitungnya, dia tidak akan mampu. Dan Islam adalah sebesar-besar nikmat ilahi. Ketika seseorang terlahir sebagai seorang muslim. Kemudian tumbuh di lingkungan yang menyembah Allah. Dilantunkan adzan. Dibacakan Alquran. Oleh karena itu, segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kita ke agama ini.

Di antara kenikmatan terbesar yang ada pada agama Islam adalah adanya beragam dan bervariasinya model ibadah. Nikmat ini mengandung hikmah Rabbani yang sangat besar. Jalan menuju Allah itu satu, meliputi semua yang Dia ridhai. Dan yang Allah ridhai itu memiliki beragama model. Hal itu juga disesuaikan dengan tempat, zaman, dan keadaan manusia. Menimbang beragamnya kondisi dan keadaan manusia. Hal ini sebagai bentuk keringanan dari Allah. Juga mempertimbangkan kemampuan mereka ketika dalam kondisi mudah dan sulit.

Dalam beragam model kewajiban dan ibadah yang khotib sebutkan di atas terdapat ujian pada orang-orang yang beriman. Apakah mereka mampu mengalahkan hawa nafsu mereka. Seorang hamba berganti dari satu ibadah ke ibadah yang lain tergantung waktu. Hal ini semua menunjukkan dan upaya seorang hamba membuktikan diri bahwa mereka adalah hamba Allah yang sejati.

Beragamnya model ibadah dengan tujuannya menunjukkan hikmah rabbaniyah. Menujukkan bagaimana cara Allah mendidik hamba-hamba-Nya. Tentang shalat, Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” [Quran Al-Ankabut: 45].

Tentang zakat, Allah Ta’ala berfirman,

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” [Quran at-Taubah: 103].

Tentang puasa, Allah Ta’ala berfirman,

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“agar kamu bertakwa.” [Quran Al-Baqarah: 183].

Tentang haji, Allah Ta’ala berfirman,

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” [Quran Al-Hajj: 28].

Dengan beragamnya bentuk ibadah, tata cara pelaksanannya, dan jalan-jalannya, Allah pun masih memberi keringanan. Siapa yang sakit, atau bersafar, atau miskin, atau tidak mampu mengerjakan, ia tetap mendapatkan pahalanya dengan kemudahan penunaian ibadah tersebut. Hal itu sebagai bentuk penjagaan terhadap status mereka sebagai orang-orang yang mendapat beban syariat. Mengangkat beban mereka. Dan memudah mereka. Allah Ta’ala berfirman,

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” [Quran Al-Baqarah: 185].

Islam juga memperhatikan keadaan orang-orang miskin. Mereka menyangka bahwa orang-orang kaya mendahului mereka dalam keutamaan. Dengan harta yang miliki, mereka bisa bersedekah. Sedangkan orang-orang miskin tak mampu melakukannya. Orang-orang miskin berkata,

يا رسول الله ذهب أهل الدثور بالأجور؛ يُصلُّون كما نصلي، ويصومون كما نصوم، ويـتـصـدقــون بفـضـول أمـوالهم. قـال : { أولـيـس قـد جعـل الله لكم ما تصدقون؟ إن لكم بكل تسبيحة صدقة، وكل تكبيرة صدقة، وكل تحميدة صدقة، وكل تهليلة صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، وفي بضع أحـد كم صـدقـة }. قالوا : يا رسول الله، أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر؟ قال: { أرأيتم لو وضعها في حرام، أكان عليه وزر؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال، كان له أجر }.[رواه مسلم:1006].

“Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami puasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya).” (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tashbih (Tashbih adalah ucapan Subhanallah) merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan pada kemaluan kalian (maksudnya adalah melakukan jima’ dengan istri) merupakan sedekah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, dia akan mendapatkan pahala?” Beliau bersabda, “Bagaimana pendapat kalian seandainya dia menyalurkannya di jalan yang haram, bukankah baginya dosa?” Demikianlah halnya jika dia menyalurkannya pada jalan yang halal, maka dia mendapatkan pahala.” (Riwayat Muslim 1006).

Prinsip Islam adalah keringanan dan memperhatikan keadaan orang-orang yang dibebani syariat. Ada seorang perempuan dating dari Khat’am, ia berkata,

يا رسول الله إن فريضة الله على عباده فى الحج أدركت أبى شيخا كبيرا لايستطيع أن يستمسك على الراحلة أفأحج عنه قال نعم قالت ينفعه ذلك قال نعم كما لو كان على أبيك دين فقضيته عنه نفعه (رواه البخارى)

“Wahai Rasulullah, kewajiban Allah terhadap para hamba berupa haji telah wajib untuk ayahku yang lanjut usia. Tapi ia tak mampu berkendara. Apakah saya boleh menggantikan hajinya?” Nabi menjawab, “Ya” Si wanita bertanya, “Apakah hal itu bermanfaat bagi ayahku?” Nabi menjawab, “Ya. Sebagaimana jika ayahmu punya hutang, kemudian kamu melunasi hutangnya, maka pelunasanmu sah.” (HR. al-Bukhari)

Hadits-hadits yang khotib sebutkan tadi menunjukkan betapa mudahnya syariat Islam. Dan inilah karakteristik Islam dalam memperhatikan orang-orang yang dibebani syariat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا مرض العبد أو سافر كتب له ما كان يعمل وهو صحيح مقيم

“Jika seorang hamba sakit atau sedang safar, maka ditulis baginya pahala amalan yang biasa ia lakukan dalam keadaan sehat dan tidak safar” (HR. al-Bukhari).

Islam juga memperhatikan keadaan wanita-wanita yang menanggung syariat ini. Ketika seorang wanita berat melakukan amalan yang mudah bagi laki-laki, Islam memberikan solusi dan keadilan untuk mereka. Allah Ta’ala tetap memberikan pahala untuk mereka sesuai dengan peranan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Beragamnya bentuk ibadah dengan keutamaannya masing-masing akan menambah catatan kebaikan seorang muslim. Karena ragam dan berbedanya, umat Islam pun semangat mengerjakannya. Semakin banyaklah catatan kebaikan dan pahala yang mereka peroleh. Dan juga terhapuskannya dosa-dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

“Tidaklah seorang muslim ketika waktunya shalat wajib, lalu ia membaguskan wudhunya. Ia khusyu’ dalam shalatnya, dan menyempurnakan ruku’, melaikankan itu menjadi penghapus dosa-dosa sebelumnya selama tidak dilakukannya dosa besar, dan itu setiap masa semuanya.” (HR. Muslim).

Ibadah juga akan bermanfaat bagi seorang hamba dalam kehidupan dunianya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ما نقَصَ مالٌ مِن صدقة

“Tidaklah berkurang harta yang disedekahkan.”

Ibadah juga menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam surge. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

والحجُّ المبرُورُ ليس له جزاءٌ إلا الجنَّة

“Haji yang mabrur, tidak ada balasan yang lain kecuali surga.”

Ibadah juga melindungi seseorang dari adzab neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«لَا يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ، وَلَا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ»

“Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul menjadi satu debu di jalan Allah dengan asap api neraka.” (HR. Tirmidzi dan an-Nasa’i).

Beragamnya jenis ibadah yang dikerjakan seorang hamba, juga akan meninggikan derajat mereka di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi).

Beragamnya waktu ibadah dan keutamaannya juga memberi kesempatan bagi seorang muslim untuk senantiasa dalam keadaan beribadah di kehidupan mereka. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila mencintai seorang hamba, Allah akan buat ia senantiasa mengisi waktunya dengan keutamaan beramal shaleh. Hamba tersebut beribadah dengan berbagai model ibadah. Karena ragamnya yang berbeda membantunya untuk tetap semangat dan tidak bosan. Senantiasa merasakan nikmat dan kelezatan saat beribadah.

Ibadah-ibada tersebut semakin menguatkan hubungannya engan Allah. Melatih keikhlasannya. Menjauhkannya dari riya’. Menambah kesucian ruh dan jiwa untuk semakin tunduk kepada Allah.

Al-Hasan al-Bashri pernah ditanya, “Bagaimana bisa mereka yang shalat malam wajah mereka diberikan cahaya?” Beliau menjawab, “Karena mereka menyepi bersama Rab mereka. Allah pun mengaruniakan cahayanya untuk mereka.”

Ibadallah,

Menghadapkan diri kepada Allah, merendahkan diri kepada-Nya, dan takut kepada-Nya adalah di antara bentuk ibadah individu yang terbaik. Allah Ta’ala berfirman,

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut.” [Quran Al-A’raf: 205].

Berpuasa karena Allah, ini pun merupakan ibadah individu. Semua amal ibadah anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena puasa untuk Allah. Dia langsung yang menilai dan membalasnya.

Sedekah sembunyi-sembunyi adalah ibadah individu. Seseorang bersedekah hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya, artinya tidak diketahui orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«سبعةٌ يُظِلُّهم الله في ظِلِّه يوم لا ظِلَّ إلا ظِلُّه… «.. ورجُلٌ تصدَّقَ بصدقةٍ فأخفاها حتى لا تعلَمَ شِمالُه ما صنَعَت يمينُه

“Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya, di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah… (di antaranya): Seseorang yang bersedekah. Kemudian ia menyembunyikannya. Sampai-sampai tangan kirinya tak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.”

باركَ الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعَني وإياكُم بما فِيه مِن الآياتِ والذِّكرِ الحكيم، أقولُ قَولِي هذا، وأستغفِرُ اللهَ العظيمَ لِي ولكم، فاستغفِرُوه، إنَّه هو الغفورُ الرحيمُ.

Khutbah Kedua:

الحمدُ لله على نِعمه ومِنَنه، وأشهدُ أن لا إله إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له دلَّنا على التفكُّر في الكَون وعِبَره، وأشهدُ أن سيِّدنا ونبيَّنا محمدًا عبدُه ورسولُه طهَّر القلبَ مِن أمراضِه وعِلَله، صلَّى الله عليه وعلى آلِهِ وصحبِه السَّائِرين على نَهجِه وسُنَنه.

أما بعد:

فأُوصِيكم ونفسِي بتقوَى الله.

Sebagaimana ibadah individu itu merupakan keutamaan yang besar, demikian juga dengan ibadah kemasyarakatan. Ibadah-ibadah yang ditunaikan secara kolektif. Seperti shalat berjamaah, haji, dll. Keutamaan dari ibadah-ibadah ini bukanlah sebuah rahasia. Di antaranya menimbulkan saling kasih sayang dan mencintai. Saling mengenal dan mengetahui keadaan kaum muslimin. Menampakkan kemuliaan umat Islam. Mengedukasi orang-orang yang tidak mengetahui. Membiasakan umat untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Mengajarkan kesetaraan dan kesetaraan, yang mana hal ini merupakan unsur terpenting untuk mempersatukan umat.

Ragam bentuk ibadah membuka peluang kita untuk beramal. Sebagian orang hanya mampu melakukan suatu amalan, sementara amalan yang lain ia tak mampu. Sehingga mereka mendapatkan kemudahan. Dan masing-masing memiliki keutamaan di berbagai tempat. Sebagian orang, mudah untuknya mempelajari ilmu. Sementara bersikap zuhud, sulit. Ada yang sebaliknya, zuhud lebih mudah dari belajar. Ada yang mudah bersedekah tapi sulit puasa. Dan ada juga yang sebaliknya. Karena itu, lakukanlah apa yang Allah mudahkan untuk Anda. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian.” [Quran At-Taghabun: 16].

Apabila seorang muslim menyadari betapa besarnya kenikmatan bervariasi dan beragamnya bentuk ibadah, pasti dia akan bersyukur kepada Rabbnya dan berusaha mengamalkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا.

“Sesungguhnya Allah meridhai hamba-Nya jika selesai makan ia memuji-Nya, atau setelah minum ia memuji-Nya.” (HR. Muslim).

ألا وصلُّوا – عباد الله – على رسولِ الهُدى؛ فقد أمرَكم الله بذلك في كتابِه فقال: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56].

اللهم صلِّ على مُحمدٍ وعلى آل مُحمدٍ، كما صلَّيتَ على إبراهيم وعلى آل إبراهيم، إنك حميدٌ مجيد، وبارِك على محمدٍ وعلى آل مُحمدٍ، كما بارَكتَ على إبراهيم وعلى آل إبراهيم، إنك حميدٌ مجيد.
وارضَ اللهم عن الخُلفاء الأربعة الراشِدين: أبي بكرٍ، وعُمر، وعُثمان، وعليٍّ، وعن الآلِ والصَّحبِ الكرامِ، وعنَّا معهم بعفوِك وكرمِك ومنِّك يا أكرمَ الأكرَمِين.

اللهم أعِزَّ الإسلامَ والمسلمين، اللهم أعِزَّ الإسلامَ والمسلمين، وأذِلَّ الكُفرَ والكافرين، ودمِّر أعداءَك أعداءَ الدين، واجعَل اللهم هذا البلدَ آمِنًا مُطمئنًّا، وسائِرَ بلاد المُسلمين.

اللهم إنا نسألك الجنةَ وما قرَّبَ إليها مِن قولٍ وعملٍ، ونعوذُ بك مِن النار وما قرَّبَ إليها مِن قولٍ وعمل.

اللهم إنا نسألك مِن الخير كلِّه، عاجِلِه وآجِلِه، ما علِمنا مِنه وما لم نعلَم، ونعوذُ بك مِن الشرِّ كلِّه، عاجِلِه وآجِلِه، ما علِمنا مِنه وما لم نعلَم.

اللهم إنا نسألك الهُدى والتُّقَى والعفافَ والغِنَى.

اللهم إنا نسألك فواتِحَ الخيرِ وخواتِمَه وجوامِعَه، وأولَه وآخرَه، ونسألُك الدرجات العُلى مِن الجنَّة يا رب العالمين.

اللهم أصلِح لنا دينَنا الذي هو عِصمةُ أمرِنا، وأصلِح لنا دُنيانا التي فيها معاشُنا، وأصلِح لنا آخرتَنا التي فيها معادُنا، واجعَل الحياةَ زيادةً لنا في كل خير، والموتَ راحةً لنا مِن كل شرٍّ يا رب العالمين.

اللهم أعِنَّا ولا تُعِن علينا، وانصُرنا ولا تنصُر علينا، وامكُر لنا ولا تمكُر علينا، واهدِنا ويسِّر الهُدى لنا، وانصُرنا على مَن بغَى علينا.

اللهم اجعَلنا لك ذاكِرين، لك شاكِرين، لك مُخبِتين، لك أوَّاهِين مُنِيبِين.

اللهم تقبَّل توبتَنا، واغسِل حَوبَتَنا، وثبِّت حُجَّتَنا، وسدِّد ألسِنَتَنا، واسلُل سَخِيمَةَ قُلوبِنا.

اللهم إنَّك عفُوٌّ تُحبُّ العفوَ فاعفُ عنَّا.

اللهم اغفِر لنا ما قدَّمنا وما أخَّرنا، وما أعلنَّا وما أسرَرنا، وما أنت أعلمُ به مِنَّا، أنت المُقدِّمُ وأنتُ المُؤخِّرُ، لا إله إلا أنت.

اللهم إنا نعوذُ بك مِن زوال نعمتِك، وتحوُّ عافيتِك، وفُجاءة نِقمتِك، وجميعِ سخَطِك.

اللهم أصلِح لنا شأنَنا كلَّه، ولا تكِلنا إلى أنفسِنا ولا إلى أحدٍ مِن خلقِك طرفةَ عين.

اللهم أحسِن عاقِبتَنا في الأمور كلِّها، وأجِرنا مِن خِزي الدنيا وعذابِ الآخرة.

اللهم ابسُط علينا مِن بركاتِك ورحمتِك وفضلِك ورِزقِك.

اللهم بارِك لنا في أعمارِنا وأعمالِنا وأزواجِنا وذريَّاتنا وأموالِنا وأهلِنا، واجعَلنا مُبارَكين أينما كُنَا.

اللهم وفِّق إمامَنا لِما تُحبُّ وترضَى، اللهم وفِّقه لهُداك، واجعَل عملَه في رِضاك، ووفِّق ووليَّ عهدِه لكلِّ خيرٍ يا رب العالمين، إنَّك على كل شيء قدير، ووفِّق جميعَ وُلاة أمور المُسلمين للعمل بكتابِك وتحكيمِ شرعِك يا أرحم الراحمين.

﴿رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ [الأعراف: 23]، ﴿رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ﴾ [الحشر: 10].
﴿رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾ [البقرة: 201].

﴿إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾ [النحل: 90].

فاذكُروا اللهَ يذكُركم، واشكُرُوه على نِعمِه يزِدكم، ولذِكرُ الله أكبر، والله يعلَمُ ما تصنَعُون.

Oleh Tim KhotbahJumat.com
Artikel KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/5229-beragamnya-bentuk-ibadah-wajib-disyukuri.html